Manajemen
Aktiva dan Pasiva Bank dan Manajemen Resikonya
Terapan
Komputer Perbankan
DISUSUN OLEH:
Nama :
Muhammad Sudarpo
NPM :
35109839
Kelas : 3
DB 10
Kata Pengantar
Assamualaikum Wr.WB.
Puji dan syukur kami
panjatkan kepada ALLAH SWT.atas hidayahnya,sehingga makalah ini dapat saya buat
dengan sebaik-baiknya,dan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua terlebih saya
yang membuat.
Makalah ini disusun
berdasarkan perintah dari dosen mata kuliah sistem informasi manajemen , yang membahas
tentang semua yang menyangkut tentang aspek dalam sistem informasi pada
perusahaan yang memang membutuhkan sebuah informasi untuk jalannya suatu
rencana
Makalah ini memang masih
jauh dari yang di harapkan,dan sangat belum sempurna,dan saya selaku penyusun
hanya dapat mengucapkan terimakasih kepada asisten lab.yang telah memberikan
tugas ini,sehingga saya sendiri dapat ilmu bermanfaat dari semua sistem terapan
komputer Perbankan yang ada,dan dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada
pada isi makalah ini untuk dapat sebagai acuan untuk pembuatan isi makalah
berikutnya.
Kami ucapkan terima kasih.
Wasalaikum Wr.Wb.
JAKARTA ,
PENYUSUN
Muhammad Sudarpo
35109839
Manajemen Aktiva dan Pasiva Bank dan
Manajemen Resikonya
Manajemen bank yang biasanya disebut manajemen aktiva
pasiva bank (Banking Asset Liability Management) meliputi perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian terhadap penghimpunan dan pengalokasian dana dari
masyarakat, yang mana output dua kegiatan tersebut akan terlihat pada sisi
pasiva (liability), sedangkan pengalokasian dana atau investasi berada pada
sisi aktiva (asset). Kasmir (2001) berpendapat bahwa badan usaha bank sebagai
lembaga intermediasi keuangan yang kegiatan operasionalnya adalah menghimpun
dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat,
serta memberikan jasa bank lainnya. Oleh sebab itu dana bank bersumber dari
simpanan dan masyarakat (dana pihak ketiga), dana dari lembaga lainnya (dana
pihak kedua) dan dana modal sendiri (dana pihak pertama). Bagi perusahaan, jasa
bank yang terpenting adalah bagaimana memilih dan mengelola sumber dana yang
tersedia, terutama yang bersumber dana dari masyarakat yang terkumpul dalam
bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito.
Asset management diartikan sebagai manajemen tentang
kekayaan atau harta milik bank. Jadi bagaimana bank mengatur penempatan uang
agar kekayaan itu menjadi berkembang dan bank tetap dalam posisi yang
menguntungkan serta aman dalam resiko business, itulah intisari dari kegiatan manajemen
aktiva bank. Menata aktiva bank bukan berarti menyusun dan menempatkan aktiva
sedemikian rupa agar nampak wajar dan menarik. Tetapi lebih dari itu. Bank juga
harus memikirkan bahwa penempatan aktiva mempunyai tujuan selain meningkatkan
aktivitas dan kekayaan, dapat pula sekaligus meningkatkan keuntungan bank.
Sedangkan liability management yang diartikan sebagai proses bagaimana bank
mengelola semua kewajiban dan modal yang ada. Kewajiban-kewajiban bank dapat
dibedakan menjadi kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.
Kewajiban tersebut berkaitan dengan sumber-sumber dana yang diterima dan
dihimpun bank dari masyarakat.
Manajemen Aktiva-Pasiva Bank (Asset-Liability Management)
Bagi bank yang bersekala besar pengelolaan aktiva pasifa dilakukan oleh
suatu komite yang bertugas dan bertanggung jawab terhadap pengembalian
kebijaksanaan yang dipengaruhi oleh ukuran besar kecilnya bank, filosofi,
lokasi operasi, sdm dan alasan lainnya yang mempengaruhi manajemen bank
keseluruhan.
Beberapa alasan perlunya aktifa vasifa dikelola secara terpadu antara lain
:
a. Tingkat
bungan yg berfluktuasi
b. Perubahan
struktur sumber dana
c. Meningkatnya
kebutuhan modal
d. Persaingan yang
tajam antar bank
e. Perkembangan
sistem informasi
f. Meningkatnya
peran perbankan
g. Kertersediaan
dana di pasar uang
h. Perubahan
komposisi aktifa
i. Meningkatnya
penekanan pada penilaian kinerja bank
j. Meningkatnya
biaya operasional
Tujuan utama pengelolaan aktiva vasifa bank adalah untuk menstruktur
portofolio sisi aktifa dan vasifa bank secara konsistent, terkoordinasi dan
terpadu guna memperoleh keuntungan danmeningkatkan nilai modal pemilik saham
bank.
Manajemen
aktiva bank ialah manajemen yang berhubungan dengan alokasi dana ke dalam
kemungkinan investasi. Alokasi dana ke dalm investasi perlu direncanakan,
diorganisasi, diarahkan, dan diawasi agar tujuannya dapat tecapai.
Dalam kenyataanya
proses pembuatan keputrusan dalam menejemen aktiva bank dipengaruhi oleh
beberapa factor, sebagai berikut:
1. Hubungan bank dan
nasabah
Merupakan “kepercayaan
dan bantuan”. Bank menerima amanat(kepercayaan) dari nasabahnya dalam bentuk
simpanan dana. Nasabah percaya bahwa bankirnya akan melayani keperluaanya dan
melindungi dana yng disimpannya.
2. Para Pesero
Adalah orang-orang yng
telah memasukkan dan mempercayakan modalny kepada banknya dengan mengharapkan
laba yng : (a). sesuai dengan resiko investasinya,(b). seimbang dengan laba
yang diperoleh dari investasi alternative lainyang resikonya sepadan. Jika
tidak, mereka akan memilih alternative investasi lain.
3. Undang-Undang dan
Peraturan
Dana yang terkumpul
harus dikelola sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang dan peraturan Negara
bank sentarl, karena bnk mengelola uang titipan masyarakat. Setiap bank
dipercayai masyaralat sebagai lembaga keuanan yang akan melaksnkan etika bisnis
dengan konsisten.
4. Imbauan Moral
Merupakan suatu metode
untuk membujuk dan mendorong para banker dan pedagang unutk mengikuti kebijakan
yang diyakini bank sentarl merupakan kepentingan pembangunan seluruh rakyat.
Walaupun kebijakan itu mungkin mempunyai kekuatan moral yang tinggi, namun
segalanya tergntung pada strategi dan keputusan para bnakir dan pedagang
tersebut.
5. Persaingan
Ketika perhtian dn
pertimbangan ditujukan terhadap hubungan bank dan nasbah, para pesero, UU dan
peraturan, dan imbauan moral dari bnk sentral. Posisi bsinis perbankan akan
menjadi kritis jika dinmika di pasar perbnan, khususnya psar ung, dan pasar
modal, menyebabkanmnjadi obyek bukan subyek.
Pengelompokkan aktiva dilihat dari sifatnya
terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Aktiva Tidak Produktif
Meliputi (1) alat-alat likuid dan giro bnk
pada bank-bank laindan(2) aktiv tetap dan inventaris. Disebut “aktiva tidak
produktif” karena aktiva ini tidak menghasilkan laba atau rugi.
2. Aktiva Poduktif
Meliputi (1) kredit jangka pendek dn kredit
jangka panjang; (2) deposito pada bank lain; (3) uang kol(call money); (4)
surat-surat berharga; (5) penempatan dana pada bank lain di dalam dan diluar
negari; dan (6) penyertaan modal
Aktiva dalam arti umum
merupakan pos uang dipunyai oelh perseorangan yng memiliki nila moneter. Aktiva
dalam arti umum tersbut adalah:
1. Barang-barang yang
cukup untuk memenuhi uatnga dan warisan seorang pewaris.
2. Semua milik seseorang
atau suatu perusahaan yang dipergunakan untuk menanggung utang yang ada.
3. Semua pos dalam neraca
suatu perusahaan yang menunjukkan seluruh harta milik seseorang, organisasi.
Manajemen Pasiva
adalah Suatu proses dimana bank berusaha mengembangkan sumber-sumber dana yang
non tradisional melalui pinjaman di pasar uang atau dengan menerbitkan
instrumen utang untuk digunakan secara menguntungkan terutama untuk memenuhi
permintaan kredit. Pendekatan manajemen pasiva dalam perbankan dewasa ini
adalah berkaitan erat dengan sisi penggunaannya di sisi assets, jadi tidak
dapat dipisahkan antara bagaimana mendapatkan dana dari pihak ketiga dan
kemudian mengoptimalkan dana yang dihimpun tersebut untuk mendapatkan
keuntungan bagi bank.
Sisi passiva dapat
dikelompokkan menjadi tiga bagian utama, yaitu : dana pihak pertama yang bersal
dari pemilik dan laba bank, dana pihak kedua yang dapt diperoleh melalui pasar
uang serta dana pihak ketiga yaitu dana yang bersal dari masyarakat berupa
giro, tabungan, deposito berjangka, sertifikat deposito, setoran jaminan serta
kewajiban lainnya yang segera dibayar.
Adapun
langkah-langkah umum ini dikenal dengan proses manajemen risiko adalah terdiri
dari:
(1) Identifikasi
Risiko. Tujuan identifikasi risiko adalah untuk mengenal secara pasti ancaman
ketidakpastian yang dihadapi organisasi. Untuk dapat melakukannya dengan baik,
diperlukan pengetahuan mendalam tentang organisasi, pasar dimana organisasi
beroperasi, lingkungan hukum dan perundang-undangan sosial, politik, serta
budaya, di mana organisasi berada, juga tingkat kemajuan pemahaman tentang
strategi dan tujuan operasional, meliputi faktor-faktor keberhasilan, ancaman
serta peluang untuk mencapai tujuan. Identifikasi risiko harus dilakukan dengan
metode tertentu sehingga dapat dipastikan bahwa semua kegiatan penting
organisasi telah diidentifikasi (tidak ada yang luput dari perhatian) dan
seluruh risiko berasal dari kegiatan yang didefinisikan secara jelas.
(2) Evaluasi Risiko.
Pada tahap ini, risiko murni dapat dikategorikan berdasarkan frekuensi atau
berdasarkan seringnya kerugian terjadi. Selain itu perlu juga dianalisis
besarnya atau tingkat kerugian risiko. Harus dipertimbangkan kerugian maksimum
yang mungkin terjadi. Di dalam mengevaluasi risiko secara menyeluruh perlu
dikaji derajat risiko dengan cara yang akurat.
(3) Memilih Teknik Manajemen Risiko. Hasil analisis
pada langkah kedua digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan cara-cara yang
akan digunakan menangani suatu risiko. Untuk situasi tertentu mungkin tidak
dibutuhkan tindakan yang lebih lanjut. Tetapi pada situasi lain, harus
digunakan cara-cara canggih untuk mendanai potensi kerugian yang sangat mungkin
terjadi.
(4) Implementasi dan
kaji ulang keputusan manajemen risiko.
Langkah berikutnya adalah keputusan tentang
metode optimal untuk menangani risiko yang telah diidentifikasi, organisasi atau
seseorang harus mengimplementasikan metode yang dipilih. Akan tetapi, manajemen
risiko harus merupakan proses yang terus menerus dimana keputusan-keputusan
terdahulu yang telah diputuskan harus dikaji ulang secara teratur. Terkadang
muncul risiko baru atau terjadi perubahan signifikan dari kerugian yang
diharapkan, atau keadaan semakin memburuk. Meskipun risiko murni sifatnya tidak
selalu statis, sifat dinamis dari berbagai risiko mengharuskan analisis kembali
ke keputusan dan analisis yang sudah lalu. Selain risiko murni, sumber risiko
lain yang sangat penting diperhatikan terutama oleh perusahaan adalah berbagai
macam risiko keuangan yang pada hakikatnya adalah risiko spekulatif yang dapat
mempengaruhi pendapatan perusahaan.
Contoh risiko
keuangan adalah risiko kredit, risiko kurs valuta asing, risiko komoditi, dan
risiko suku bunga. Meskipun risiko-risiko keuangan ini cenderung memiliki sifat
spekulatif, tetapi risiko keuangan ini dapat mendatangkan atau menimbulkan
risiko murni bagi perusahaan. Walaupun teknik yang digunakan untuk mengelola
risiko ini sangat berbeda dengan teknik mengelola risiko murni, tetapi tetap
penting dan bermanfaat jika risiko keuangan ini dapat diidentifikasi dan dinilai
demi mencapai tujuan akhir perusahaan, misalnya untuk memaksimumkan nilai
perusahaan (memaksimumkan harga pasar perusahaan).
Manajemen risiko
acuan suku bunga dalam pendekatan tradisional deterministik bertujuan untuk
mengatur variasi di dalam aset dan nilai kewajiban pada asumsi bahwa acuan suku
bunga mengalami perubahan deterministik yang kecil. Manajemen risiko acuan suku
bunga tradisional menggunakan durasi dan kecembungan dari cash flow sebagai
ukuran utama dari risiko. Penggunaan durasi sebagai ukuran dari efek perubahan
acuan suku bunga pada nilai keamanan suku bunga tetap yang dimulai pada konsep
waktu rata-rata untuk penerimaan cash flow dari keamanan. Tingkat risiko suku
bunga, secara tradisional diukur oleh derivatif dari nilai keamanan yang
berhubungan dengan acuan suku bunga. Komposisi aktiva dan pasiva yang terdapat
pada neraca bank akan menentukan sejauh mana profitabilitas dipengaruhi fluktuasi
tingkat bunga. Apabila antisipasi atau harapan bank tingkat suku bunga akan
menurun secara konsisten dari waktu ke waktu, bank akan mengalokasikan semua
dananya pada aktiva yang tidak sensitif terhadap pergerakan suku bunga, seperti
pinjaman jangka panjang, jangka menengah atau sekuritas jangka panjang. Secara
periodik aktiva ini akan terus menerus menghasilkan yield yang sama. Jika
tingkat suku bunga turun, dan secara keseluruhan tingkat pengembalian bank akan
naik. Sebaliknya, jika bank mengantisipasi tingkat suku bunga akan terus
meningkat pada masa yang akan datang, bank akan mengalokasikan dananya pada
aktiva yang peka terhadap fluktuasi suku bunga tersebut, seperti pinjamam
komersial jangka pendek dan pinjaman untuk konsumen, pinjaman jangka panjang
dengan tingkat suku bunga mengambang dan sekuritas jangka pendek
Sumber: http://id.shvoong.com/business-management/management/2184269-proses-manajemen-resiko/#ixzz1rKnFDzH5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar